Jakarta Utara kembali menghadapi banjir rob akibat pasang air laut tinggi yang terjadi pada Jumat pagi. Peristiwa ini merendam sejumlah wilayah di daerah tersebut, terutama di salah satu RT yang paling terdampak. Genangan air mencapai ketinggian lebih dari 30 cm di beberapa titik, menyebabkan rumah-rumah warga terendam dan aktivitas masyarakat terganggu.
Penyebab dan Dampak Banjir Rob
Fenomena banjir rob ini terjadi karena tingginya pasang air laut, yang semakin diperburuk oleh sistem drainase yang belum optimal. Warga sekitar mengeluhkan sulitnya aktivitas harian, terutama mereka yang harus berangkat kerja atau mengantar anak ke sekolah. Beberapa kendaraan mogok akibat genangan, menambah panjang daftar dampak banjir bagi warga.
Tindakan Pemerintah dan Langkah Darurat
Pemerintah Jakarta Utara telah mengambil langkah darurat untuk mengurangi dampak banjir ini. Petugas BPBD mendistribusikan karung pasir ke wilayah terdampak untuk menahan aliran air ke dalam rumah warga. Selain itu, pompa air portable ditempatkan di beberapa lokasi untuk mempercepat proses penyedotan air dari area yang tergenang.
Kepala BPBD Jakarta Utara mengimbau warga di daerah rawan rob agar tetap waspada. Ia juga menyarankan agar masyarakat tidak meninggalkan barang berharga di lantai bawah rumah dan segera melaporkan situasi jika terjadi peningkatan banjir.
Pentingnya Perbaikan Infrastruktur
Peristiwa ini kembali menyoroti perlunya perbaikan infrastruktur jangka panjang untuk mencegah banjir rob yang rutin melanda wilayah pesisir Jakarta. Pembangunan tanggul laut menjadi salah satu solusi yang direncanakan pemerintah, meskipun pengerjaannya membutuhkan waktu dan biaya yang besar.
Selain tanggul laut, peningkatan sistem drainase di daerah padat penduduk juga menjadi prioritas. Sistem drainase yang lebih baik diharapkan mampu mempercepat aliran air menuju laut, sehingga genangan di permukiman bisa diminimalkan.
Harapan Masyarakat
Warga berharap pemerintah bisa mempercepat realisasi program pengendalian banjir, termasuk pembangunan infrastruktur yang lebih tahan terhadap perubahan iklim. Selain itu, mereka meminta adanya pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat di daerah rawan.
Dengan langkah-langkah ini, banjir rob diharapkan tidak lagi menjadi ancaman rutin yang merugikan warga Jakarta Utara. Namun, kerja sama antara pemerintah dan masyarakat tetap menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ini.