Cara Mengqadha Sholat yang Ditinggalkan Bertahun-Tahun Menurut Buya Yahya

Cara Mengqadha Sholat yang Ditinggalkan Bertahun-Tahun Menurut Buya Yahya

Sholat adalah kewajiban utama bagi setiap Muslim yang sudah baligh. Namun, tak jarang seseorang baru menyadari pentingnya sholat setelah bertahun-tahun meninggalkannya. Lalu, bagaimana jika seseorang memiliki utang sholat selama 15 tahun? Apakah masih bisa diqadha?

KH Yahya Zainul Ma’arif, atau yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, Pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, memberikan penjelasan terkait hal ini. Menurutnya, bagi siapa saja yang memiliki utang sholat dalam jumlah banyak, hendaknya tidak tergesa-gesa dalam mengqadha tanpa menghitung jumlahnya terlebih dahulu.

Menghitung Jumlah Sholat yang Harus Diqadha

Buya Yahya menjelaskan bahwa langkah awal sebelum mengqadha sholat adalah memperkirakan jumlah sholat yang ditinggalkan. Misalnya, jika seseorang meninggalkan sholat sejak usia 15 tahun hingga 30 tahun, maka ia memiliki utang sholat selama 15 tahun. Dengan lima waktu sholat dalam sehari, jumlah total sholat yang harus diqadha bisa dihitung berdasarkan kebiasaan yang pernah dilakukan.

Sebagai contoh, jika seseorang sering meninggalkan sholat Ashar, dan dalam setahun terdapat sekitar 300 waktu sholat yang terlewat, maka jumlah ini yang harus diqadha secara bertahap, begitu pula dengan sholat lainnya.

Mencicil Qadha Sholat Secara Bertahap

Setelah mengetahui perkiraan jumlah utang sholat, langkah selanjutnya adalah mencicilnya secara perlahan. Tidak perlu langsung mengqadha dalam jumlah banyak sekaligus karena hal itu bisa menjadi beban.

Kalau langsung mengqadha 300 sholat Ashar dalam sehari, nanti badan bisa bungkuk, bahkan bisa jadi tidak kuat,” ujar Buya Yahya.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar qadha sholat dilakukan dengan cara yang mudah dan berkelanjutan. Misalnya, dengan mengqadha satu atau dua waktu sholat setiap hari, sehingga utang sholat bisa dilunasi tanpa menimbulkan kesulitan yang berlebihan.

Pentingnya Mencatat Qadha Sholat

Untuk menghindari kebingungan, Buya Yahya juga menyarankan agar setiap sholat yang sudah diqadha dicatat. Dengan begitu, seseorang dapat mengetahui berapa jumlah utang sholat yang sudah dilunasi.

Buat catatan, misalnya sudah mengqadha 30 sholat Ashar, 20 sholat Magrib, dan 30 sholat Zuhur. Jangan sampai tidak dicatat, nanti bisa bingung apakah sudah cukup atau belum,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa jika seseorang belum menetapkan angka pasti, maka akan lebih mudah mengalami rasa waswas. Perasaan ini bisa membuat seseorang terus merasa kurang, sehingga justru menjadi stres dan tidak kunjung menyelesaikan qadha sholatnya.

Qadha Sholat dan Taubat

Buya Yahya menegaskan bahwa utang sholat tetap harus dibayar, karena tidak ada rukhsah (keringanan) dalam meninggalkan sholat. Namun, jika seseorang merasa berat dan tidak mampu mengqadha dalam jumlah besar sekaligus, maka hendaknya tidak berkecil hati. Islam adalah agama yang mudah, sehingga qadha bisa dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan.

Selain mengqadha, seseorang juga dianjurkan untuk memperbanyak istighfar dan berdoa agar Allah SWT menerima ibadah yang dilakukan. Sebab, taubat dan istighfar adalah bagian dari cara memperbaiki kesalahan di masa lalu.

Setelah mulai mengqadha, jangan lupa untuk memperbanyak istighfar dan meminta ampun kepada Allah. Mudah-mudahan ibadah yang kita lakukan diterima,” pesan Buya Yahya.

Sebagai penutup, ia menegaskan bahwa qadha sholat bukan sesuatu yang harus membuat seseorang terbebani secara berlebihan. Yang terpenting adalah niat yang tulus dan usaha yang konsisten dalam mengganti sholat yang telah ditinggalkan. Dengan memahami cara qadha yang benar, seseorang tidak hanya dapat melunasi kewajiban yang sempat ditinggalkan, tetapi juga merasakan ketenangan dalam beribadah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *