Manusia Perasa Allah Buat Tabah

Manusia Perasa Allah Buat Tabah

Penulis: Zikri Ramadhani

Kamu adalah manusia, yang dipaksa kuat oleh keadaan. Tidak memiliki hak istimewa untuk hidup berpangku tangan. Kamu tidak memiliki pilihan selain bertahan. Digulung oleh ombak kehidupan, yang kian tak mengenal belas kasihan. Kamu adalah manusia yang pundaknya sudah biasa menahan beban. Kamu tampak tak lagi mempunyai ketakutan apapun, melangkah diatas lingkaran setan kehidupan. Padahal didalam dirimu, banyak ketakutan yang tak terkatakan.

Read More

Seringkali kamu tersungkur dan saling asing dengan mereka. Pernah mempercayai banyak orang padahal mereka hanya berlalu lalang, nasib kamu dicerita mereka sangat malang, sudah waktunya kamu pulang tanpa harus ada yang tertunjang. Ketika kamu menjadi manusia bahagia dipenuhi tawa sepanjang waktu,

menebar tawa kesana kemari, namun beberapa saat kamu akan tampak tak seperti biasanya, akan lebih memilih banyak diam, tubuhmu lesu, tatapan matamu sayu. Ternyata karena harapanmu tak tercapai dan kepalamu penuh gemuruh.

Ketika kamu menjadi manusia bahagia dipenuhi tawa sepanjang waktu, menebar tawa kesana kemari, namun beberapa saat kamu akan tampak tak seperti biasanya, akan lebih memilih banyak diam, tubuhmu lesu, membekukan matamu sayu. Ternyata karena harapanmu tak tercapai dan kepalamu penuh guncangan.

Ketika kamu memperlakukan orang dengan baik namun tidak mendapat feedback yang baik, wajar! Setiap manusia adalah perasa, ingin mendapat perlakuan yang sama dari semua orang, tapi tidak semua kebaikan diterima dengan baik.

Kamu tidak salah tempat hanya saja Tuhan membalaskan kebaikanmu dari orang lain bukan dari mereka yang kamu perlakukan dengan baik. Kamu tidak perlu merasa bahwa mereka tidak suka dengan perlakuan baikmu sebab perasaan itu akan dibungkam dengan penolakan. Perjuanganmu akan dipatahkan keadaan, harapan dikubur dalam angan, mimpi itu bersemayam dalam keabadian.

See also  Cara Mengqadha Sholat yang Ditinggalkan Bertahun-Tahun Menurut Buya Yahya

Kamu tidak salah tempat saja Tuhan membalaskan kebaikanmu dari orang lain bukan dari mereka yang kamu lakukan dengan baik. Kamu tidak perlu merasa bahwa mereka tidak suka dengan perlakuan baikmu karena perasaan itu akan dibungkam dengan persetujuan. Perjuanganmu akan dipatahkan keadaan, harapan dikubur dalam angan, mimpi itu bersemayam dalam keabadian.

Sejak saat itu kamu tak perlu menyendiri, mengurangi berinteraksi dengan makhluk yang bernama manusia agar tak di cap alergi berinteraksi, tapi kamu jika tujuanmu untuk mengobati luka-luka mu sendiri, maka lakukanlah. karena sejak awal tidak ada yang datang memberikan perban agar darahnya tak banyak keluar. Mereka datang hanya bertanya untuk menemukan jawaban dari beberapa tanda tanyanya saja, sementara kamu harus tetap memeluk dirimu sendiri dan menatap langit agar air mata tetap terbendung.

Kamu ini apa?

Kamu ini siapa?

Kamu ini dimana?

Kamu ini mengapa?

Kamu ini bagaimana?

Tak apa bertanya pada Tuhan, tanya semua yang menggantung dan menghantui pikiranmu! Tanyakan! Apakah kau reinkarnasi seorang pendosa? Menebus karma di kehidupan sebelumnya? Hingga harus menanggung beban yang tiada habisnya. Mulai hilang di perlangkahan jalan dihadapkan persimpangan pilihan antara berhenti peduli terhadap orang lain untuk menjaga diri agar menjalani hidup yang panjang atau mati menikam diri sendiri karena perasaan tidak enakan.

Kamu akan dilihat jahat ketika menuangkan semua yang kamu rasa. Kamu akan dilihat jahat saat kamu mulai berhenti peduli. Kamu juga akan dipandang egois dan keras hati ketika kamu menjauh dan pergi, namun kamu harus mengingat sebelum kamu sejauh dan sekeras ini, kamu pernah menjadi manusia paling bodoh, paling peduli dan selalu ada. Bahkan kamu selalu menaruh dirimu ditempat paling bawah, dari manusia dan keadaan yang pada akhirnya mengkhianati dan menyakiti hatimu.

See also  Rangkuman Muhasabah Akhir Tahun 2024 – Pematang Jering Bershalawat

Manusia terlalu banyak berdalih. Mereka bilang terlalu pemilih. Hidup di ambang beribu-buih nampak senyuman walau hati begitu pedih. Orang menilai dengan apa yang dilihat tanpa tahu apa yang dilalui. Oang bilang ini perihal cinta namun sebenarnya ini perihal kehilangan diri sendiri.

Dewasa ini kita sering merasa terlahir menjadi seseorang yang berbeda ketika berjalan di keramaian melihat banyak sekali anak-anak seusia yang menghabiskan waktu untuk bersantai dan berpesta dengan keluarga membandingkan semua hal menyenangkan itu dengan diri sendiri tidak bermaksud untuk menyalahkan keadaan yang telah menuntut kita untuk terus hidup sendirian dan semandiri hari ini. Bukankah manusiawi jika sesekali merasa iri dengan ritme kehidupan orang lain?

Jangan cari yang Allah sudah jauhkan dari dirimu.

Kehidupan belakangan ini seperti didalam sebuah arena balap, masih di arena yang sama, seperti hanya berputar-putar, tak kunjung nampak garis finishnya. Beberapa kali tertinggal, terseok-seok disalip kencang pengendara lain, kehabisan bahan bakar, kerusakan mesin, kelelahan, bahkan rasa ingin menyerah itu kerap kali datang. Tapi perjalanan ini tetap harus dilanjutkan. Tidak mungkin diam saja dipinggir jalan arena ini, selain akan mengganggu perjalanan orang lain, juga akan beresiko ditabrak pengendara lain

Akhirnya memutuskan melanjutkan perjalanan, kali ini alasannya sudah bukan untuk lebih unggul dari siapapun, sudah bukan untuk paling jagoan, sudah bukan untuk sesegera mungkin mencapai garis finish, sudah bukan untuk ambisi mendapatkan gelar juara. Sudah bukan lagi tentang segala sesuatu yang bersifat validasi itu. Kali ini benar-benar hanya ingin melanjutkan perjalanan sampai garis finish dengan sehat dan selamat, itu saja.

Dalam kehidupan ini, kita pasti akan dihadapkan pada berbagai ujian dan cobaan yang datang silih berganti. Terkadang, masalah terasa begitu berat dan tak ada jalan keluar. Namun, dalam setiap cobaan, Allah SWT mengajarkan kita untuk tetap tabah dan sabar. Ketabahan bukan berarti kita tidak merasakan kesedihan atau kelelahan, tetapi bagaimana kita bangkit setelah jatuh, dan tetap teguh meskipun badai hidup terus menguji.

See also  Di Antara Dua Cinta: Menemukan Jati Diri Anak Tengah dalam Cahaya Islam

Tabah adalah kekuatan yang muncul dari hati yang penuh iman, keyakinan bahwa setiap kesulitan pasti ada hikmahnya. Ketabahan adalah bukti bahwa kita percaya pada takdir yang terbaik dari Allah. Meskipun rintangan datang bertubi-tubi, kita harus yakin bahwa di balik setiap ujian ada jalan keluar dan kebahagiaan yang telah disiapkan oleh-Nya.

Dengan kesabaran, kita akan menemukan ketenangan dan kekuatan untuk terus melangkah.  Jangan biarkan kesulitan membuat kita kehilangan harapan. Sebaliknya, jadikan setiap ujian sebagai kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih sabar, dan lebih dekat dengan Allah. Karena sesungguhnya, orang yang tabah adalah orang yang akan meraih kemenangan sejati.

Jika kematian bisa membawa kita keluar dari segala sesuatu yang berbentuk tanggung jawab, termasuk pekara – pekara setelah kehidupan, mungkin kita sudah memesannya satu hari ini. Keluar dari zona perasaan gaenakan, raih mimpimu, namun jangan asingkan Tuhanmu disetiap prosesmu.

Terwujud tak terwujud, tetaplah bersujud, sebab penyesalanmu terhadap maksiat, tetap Allah beri pahala. Tetaplah jadi orang baik, namun jangan jadi manusia People Pleaser. Dan saat kamu sudah sukses nanti jangan lupa jenguk gagalmu, sebab buah yang paling manis matang karena menerima getahnya.

Penulis merupakan mahasiswa fakultas dakwah dan komunikasi jurusan komunikasi penyiaran islam Universitas Islam Negeri Sumatra Utara medan

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *