Menerima Takdir Dengan Hati Lapang: Kunci Kebahagiaan Dunia Akhirat

Menerima Takdir Dengan Hati Lapang: Kunci Kebahagiaan Dunia Akhirat

Penulis: Alya Azra Mutia Nasution

Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai cobaan dan ujian datang silih berganti. Kerap kali kita merasa tidak adil atas apa yang terjadi dalam hidup kita. Namun, dibalik banyaknya cobaan yang terjadi, yakinkanlah dirimu untuk terus menerimanya dengan hati yang lapang, karena itulah takdir-Nya.

Read More

Menerima takdir bukan berarti pasrah terhadap apa yang terjadi, hanya saja sebagai hamba-Nya kita mengambil sikap husnudzon atas ketetapan yang Allah Swt berikan, agar menjadi kunci kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

Apa itu takdir

Hendaknya kita pahami lebih dulu apa itu takdir. Takdir adalah segala sesuatu yang terjadi dan telah digariskan oleh Allah Swt terhadap segala apa yang Ia ciptakan. Ada dua jenis takdir: Qadha, adalah segala ketetapan-Nya yang telah mutlak terjadi pada makhluk-Nya dan tidak bisa berubah atas usaha apapun lagi.

Sedangkan Qadhar, adalah takdir yang masih bisa kita ubah dengan segala doa dan usaha. Dalam Islam, baik buruknya yang terjadi dalam kehidupan, kita harus menerimanya dengan lapang dada agar tak menjadi penyakit hati di kemudian hari.

Hikmah di Balik Takdir

Ketika mengalami situasi yang tidak diinginkan, beberapa orang menganggap takdir adalah hal buruk. Padahal, segala sesuatu yang terjadi, adalah takdir yang telah Allah garis kan, dan tentu ada hikmah didalamnya. Contohnya, ketika kita mengalami kegagalan dalam ujian, kita dapat mengambil hikmah agar lebih giat belajar kedepannya, agar hasil yang kita inginkan terewujud, sesuai dengan apa yang telah kita usahakan.

See also  Tuhan, Peluk Aku Beserta Lukaku

Kita juga bisa mengambil contoh lain dari kisah Nabi. Seperti Naabi Ayyub As yang sangat sabar menghadapi ujian berat dari Allah Swt. Meski mengalami sakit yang parah dan kehilangan harta serta keluarganya, beliau tetap bersyukur dan bersabar, hingga akhirnya Allah Swt mengembalikan segala sesuatu yang hilang dengan berkah yang lebih besar. Ini menunjukkan bahwa kesabaran dan penerimaan akan takdir bisa mendatangkan kebahagiaan yang tak terduga.

Menerima Takdir dengan Hati Lapang

Ketika hati menerima dengan lapang atas takdir-Nya, kita akan lebih mudah menemukan kebahagiaan. Saat rencana tidak berjalan sesuai apa yang kita harapkan,cobalah untuk menenangkan diri dan menyadari bahwa yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah Swt yang lebih indah lagi. Daripada berlarut dalam kesedihan, alangkah baiknya jikalau kita berdoa agar ditu tun-Nya menuju pada kebahagiaan.

Dengan mencoba berlapang hati, kita juga membantu diri kita sendiri untuk terjaga kesehatan mentalnya. Sebagian orang mengalami stress dan deprei hebat ketika mereka tidak mampu menerima kenyataan hidup yanga ada. Menerima takdir, berarti kita juga mengurangi beban pikiran dan hati sehingga tidak menjadi jembatan untuk kita terus berburuk sangka atas takdir-Nya.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Aku begitu takjub pada seorang mukmin. Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan pasti itulah yang terbaik untuknya.” (HR. Ahmad, 3:117. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Berusaha dan Berdoa

Menerima takdir bukan berarti kita hanya menunggu takdir tersebut datang tanpa melakukan apapun. Kita tetap dianjurkan untuk berusaha dan berdoa kepada Allah Swt. Dalam Islam, usaha dan doa haruslah beriringan saling melengkapi. Kita bisa berusaha dengan sebaik mungkin, tetapi pada akhirnya, hasil tetap berada di tangan Allah. Dengan begitu, kita akan merasa tenang meski hasilnya tidak sesuai harapan.

See also  Symphony of Stones: Keajaiban Alam Armenia yang Membaur dengan Legenda Ya’juj dan Ma’juj

Kunci Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Lalu, bagaimana kita menyikapi takdir yang telah Allah Swt tetapkan? Berpikirlah positif atas apa yang telah terjadu, kita tidak boleh terlalu larut dalm kesedihan. Mulailah semakin mendekatkan diri kepada-Nya, tingkatkan ibadah kita, seperti salat, baca Al-Qur’an dan berzikir untuk mendamaikan hati, sehingga pada akhirnya kita akan lebih siap atas apapun yang datang. Percayalah, atas apa yang terjadi semuanya adalah sesuatu yang telah Allah Swt gariskan.

Sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya melalui Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 39:

Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauhul Mahfuzh).”

Sesuai dengan firman-Nya tersebut. Perbaikilah komunikasi kita kepada Allah Swt, baik ketika senang maupun sedih, sehingga semakin erat hubugnan kita kepada Sang Pencipta. Kita juga bisa berbagi cerita dengan orang terdekat kita, dan menjadikannya pelajaran bagi satu sama lain.

Menerima takdir dengan hati yang lapang berarti tidak hanya pasrah terhadap apa yang terjadi, tetapi juga dengan bijak menangani keadaan. Ini adalah kunci baik di dunia maupun di akhirat. Ingatlah bahwa semua yang terjadi pada diri kita merupakan bagian dari ujian hidup, dan Allah tidak pernah menguji kita lebih dari kemampuan kita.

Dengan membuka diri untuk menerima takdir, kita dapat merasa lebih tenang dan menemukan tujuan hidup yang lebih besar. Belajarlah untuk selalu bersyukur dan menerima semua takdir-Nya dengan senyuman.

Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *