Penulis : Nurfadila
Dalam acara Muhasabah Akhir Tahun 2024 dan Pematang Jering Bersholawat, Jum’at (27/12/2024) di Dusun lV Desa Pematang Jering, Kec. Sei Suka, Kab.Batubara. Al-Habib Ahmad Bin Idrus Al-Madihij dari Kota Palembang.
Beliau merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Darus Sholihin, Binjai. Beliau menyampaikan apa saja yang perlu kita muhasabah atau introspeksi diri atau evaluasi diri kita selama hari-hari yang telah lalu. Video hasil Livenya bisa di lihat pada akun facebook @mphusumut.
Dengan bergantinya tahun, baik tahun Masehi atau tahun Hijriyah ataupun pergantian tahun daripada hari kelahiran kita, maka hakikatnya dengan bergantinya tahun maka berkurang pula usia kita. Akan tetapi Allah SWT merahasiakan kematian kita. Menjadikan kematian itu sebagai misteri.
Serupa firman Allah Swt. berikut: Artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang amalnya lebih baik. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk ayat 2)
Dialah Allah SWT yang menciptakan kehidupan dan kematian sebagai misteri, tiada orang yang tau. Agar menguji kita. Siapa diantara kita yang paling baik amalnya. Oleh karena itu dengan bergantinya tahun. Kehidupan sejati kita di dunia ini hanya tiga hari saja.
- Hari lalu
- Hari ini
- Hari esok
Hari semalam telah berlalu. Hari ini yaitu hari sekarang, detik ini yang kita rasakan, yang kita berada didalamnya. Dan hari esok tidak ada yang tahu. Jangankan besok, beberapa menit jam yang akan datang saja kita tidak tau. Apakah kita masih hidup atau sudah datangi malaikat Izrail untuk mencabut nyawa kita.
Oleh karena itu, marilah kita bermuhasabah, introspeksi diri, membuka hidup kita. Dengan beradanya kita di akhir tahun ini, hendaklah kita bermuhasabah, apakah di han-hari sebelumnya kita sudah mengerjakan banyak amal, ataukah kita bergelimang dosa, tersungkur di dalam kubangan maksiat. Maka dari itu, hendaknya kita memperbaiki amal kita.
Setiap umat pasti tiba ajalnya. Pasti akan datang ajalnya. Apabila sudah tiba ajal datang menjemput tidak akan dapat mempercepat ataupun mempercepat ajalnya walaupun hanya sesaat. Oleh karena itu jangan sampai setelah kematian kita baru disesali. Diantara sebagian mereka yang sudah meninggal mendahului kita penuh penyesalan.
Sebagai firman Allah Swt. berikut: Artinya : “Ya Allah jikalau saja Engkau memberikanku kesempatan untuk mengakhiri kematianku, memberikanku kesempatan meskipun bersedekah, ataupun saya akan memperbaiki amal-amal saya sehingga saya juga tergolong orang-orang yang Saleh daripada hamba.” (QS. Al-Munafiqun ayat 10)
Ini yang dirasakan saudara kita muslim muslimah yang sudah mendahului, mereka tidak menginginkan apapun selain harta mereka, jabatan mereka. Mereka tidak menginginkan urusan dunia, yang mereka inginkan hanyalah waktu sesaat agar bisa kembali ke dunia untuk memperbaiki amalan mereka, sehingga mereka tergolong orang-orang yang sholeh dan sholehah.
Namun bukan hanya penyesalan itu, ketika kita sudah berada di liang lahat ataupun di alam barzah. Bahkan, penyesalan juga bisa dialami dan akan dirasakan pasti bagi seseorang yang ketika Sakaratul Maut ajalnya datang menjemput. Ketika sudah mau datang ajalnya maka kata Rasulullah Saw. akankah Allah tampakkan kira-kira daripada ganjaran balasan selama amalan hidupnya.
Diriwayatkan di dalam sebuah hadis, ada satu sahabat Nabi Muhammad Saw. yang mana sahabat itu meninggal dunia Nabi Muhammad mentakziahnya, Nabi Muhammad ikut takziah, bahkan Nabi Muhammad ikut mengantarkannya sampai kuburan. Selesai Nabi Muhammad mengantarkan ke dalam kuburan Nabi Muhammad kembali menjumpai rumah duka dan Nabi Muhammad bertanya kepada istri almarhum tersebut.
“Wahai fulanah, kira-kira adakah pesan daripada suamimu di penghujung daripada akhir hayatnya ataupun sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya?”
Istrinya menjawab, “Wahai Rasulullah, suamiku tidak mengatakan apapun. Kecuali ya Rasulullah, hanya tiga kalimat yang dia utarakan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Yang mana tiga kalimat itu sendiri kami sendiri belum tahu apa maksud dari pada katanya.”
Rasulullah bertanya, “apa yang disampaikan oleh suamimu?”, Maka dijawab oleh istri tersebut, “Yang pertama ya Rasulullah suamiku mengatakan “andaikata lama“. Kemudian terputus penghentian pembicaraannya, kemudian dia mengucap lagi “Andaikata baru“. Kemudian yang ketiga untuk mengucapkan kalimat “Andaikata semuanya“. Kemudian berhenti dihentikan dan suamiku mengakhirinya nafas terakhirnya dalam keadaan wajahnya tersenyum.
Kemudiaan dia melanjutkan, “Ya Rasulullah, kami tidak tahu apakah ucapannya tadi seolah-olah menunjukkan betapa dahsyatnya Sakaratul Maut atau daripada ucapannya mengandung hikmah yang belum kami ketahui.” maka dijawab oleh Rasulullah, “Wahai fulanah, tahukah anda bahwasanya setiap kali seseorang ajalnya tiba, mau dicabut nyawanya. Datang Malaikat Izrail, Allah tampakkan kira-kira ganjaran yang akan dia dapatkan selama dia amalkan seumur hidupnya di dunia.”
Kisah ini menjadi renungan bagi kita semua. Semoga Allah menggolongkan kita ke dalam golongan orang-orang yang matinya Husnul khatimah, mati dalam keadaan wajahnya tersenyum. Kenapa bisa tersenyum? Ini menunjukkan bahwa orang meninggal mukanya cerah, mukanya tersenyum Insyaallah itu tanda bahwa orang itu mati dalam keadaan Husnul khotimah.
Karena rasa sakitnya sakaratul maut yang sangat luar biasa. Yang mana Nabi Muhammad Saw ditanya, “Ya Rasulullah, bagaimana rasa sakitnya sakaratul maut?”, Nabi Muhammad Saw. menjawab, “Bagaikan seperti domba yang dikuliti hidup-hidup“, Bahkan Rasulullah sendiri pun merasakan sakitnya ketika hendak dicabut nyawanya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ya Izrail, Ya Jibril.. Inikah rasa sakit ketika dicabut nyawa seorang hamba?”, Malaikat menjawab, “Na’am ya Rasulallah, dan ini adalah yang paling ringan Ya Rasulullah.” Rasulullah kembali bertanya “Lantas bagaimana dengan umatku?, Wahai Jibril, mintakkan kepada Allah biarlah rasa sakit sakaratul maut yang sangat pedih aku tanggung jawab untuk umatku.“
Sehingga seseorang apabila dia meninggal dalam keadaan baik wajahnya berseri tersenyum berarti itu menunjukkan bahwa dia yang InsyaAllah meninggal dalam keadaan Husnul khatimah. Betapa kecintaan Nabi Muhammad kepada kita sebagai umat Nabi Muhammad hanya saja kita sebagai umat yang selalu lupa, kepada Nabi Muhammad, kita sangat jauh dari adabnya Rasulullah. Astaghfirullah.
Kemudian Nabi Muhammad Saw melanjutkan, “Wahai fulanah, Kenapa suamimu mengatakan tiga yang pertama “andaikata kalimat lama”. Suamimu pernah ketika dia hendak melaksanakan salat jumat pergi ke masjid di tengah jalan dia berjumpa dengan seorang tua yang buta dan hendak juga menuju ke masjid untuk melaksanakan salat Jumat.
Maka suamimu memimpin memimpin orang buta tersebut sehingga orang tua tersebut sampai ke masjid dengan lebih cepat dan dia mendapatkan ganjaran yang sangat besar bahkan berlipat ganda. Maka tahukah Anda wahai fulanah, kenapa suami Anda mengucapkan kalimat andai kata lama itu maksudnya apa? Allah tampakkan ganjaran pahala ketika dia membantu orang buta menuju ke masjid sehingga dia berkata, “Ya Allah andaikata engkau memberikan waktu yang lebih lama untukku hidup di dunia sehingga akan saya habiskan setiap hari saya siap untuk memimpin orang buta tersebut menuju ke masjid.”
“Terus yang kedua apa maksudnya ya Rasulullah?” Suamimu bilang “bahwasanya “andaikata baru”, suamimu pernah ketika hendak melaksanakan shalat subuh pergi dari rumahnya menuju ke masjid, di saat itu cuaca sangat dingin sehingga dia memakai pakaian dan dia lapisi dengan pakaian seperti jaket yang baru. Pakaian di dalamnya pakaian yang agak lama, pakaian luarnya pakaian yang baru.Sehingga dia keluar dengan cuaca yang dingin menuju ke masjid untuk salat subuh, di tengah jalan dia mendapati ada seseorang yang kedinginan kalau tidak ada seperti jaket ataupun baju maka akan dapat membahayakan orang tersebut jaketnya dan melepasnya pakaiannya kemudian diberikan kepada orang tersebut, dan ini adalah amalan yang sangat baik kata Nabi Muhammad Saw. Dia mendapatkan ganjaran yang sangat luar biasa.mengapa suami Anda mengatakan “andaikata baru”, dia mengatakan karena Allah tampakkan kira-kira kadar ganjaran yang telah ia lakukan daripada berbuat baik. “Andaikata saat itu saya mengetahui ganjaran ternyata Allah memberikan ganjaran yang sangat luar biasa, niscaya saya akan memberikan pakaian saya yang baru daripada saya memberikan yang lama.”
“Kemudian ya rasulullah yang ketiga bagaimana? Andaikata semuanya”.
Maka Rasulullah menjawab, “Ya Fulanah, tidakkah anda ingat mungkin anda ingat ketika suami anda pulang dari masjid di pagi hari anda sudah menyiapkan sarapan untuk suami anda. Ketika suami anda pulang sampai rumah, Anda menghidangkan sepotong roti. Ketika hendak ia makan, tiba- tiba ada yang mengetuk pintu kemudian dia membuka pintu tersebut. Ternyata ada seorang tamu yang masuk. Kemudian diajaknya makan, dipotong menjadi dua bagian satu bagian untuk dia dan satu bagian untuk orang tersebut Allah tampakkan kadarnya kira-kira ganjaran daripada sepotong roti yang dibelah menjadi dua dan diberikan kepada tamu tersebut. Yang mana melayani tamu, menghormati tamu merupakan dari yang syariatkan atau dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw. Makanya dia katakan andaikata semuanya, “ya Allah andaikata Saya masih punya kesempatan niscaya saya akan memberikan semua roti itu dan saya tidak menginginkannya.“
Semoga kisah ini bisa menjadi renungan bagi kita semua. Bagaimana kita tahu sahabatnya Nabi Muhammad ibadahnya jangan ditanya, kesolehannya jangan ditanya, kepada Allah dan rasulnya pasti takut, akan tetapi walaupun bagaimana timbul di hati penyesalan tiba-tiba sakaratul maut mendatanginya.
KESIMPULAN
Jadikan hari ini lebih baik dari hari sebelumnya. Dan esok lebih baik dari hari sebelumnya. Yang perlu kita muhasabah yang pertama kali adalah niat kita. Apa kira-kira niat dan tujuan kita. Jangan hanya untuk memenuhi urusan perut dan dunia saja namun dimaksudkan untuk ibadah.
Empat hal yang perlu untuk evaluasi atau muhasabah kita, diantaranya;
- Niat kita, selama hidup kita di dunia niatnya niatkan karena mengharap Ridha Allah semata.
- Tentang perintah Allah dan rasul-nya, apakah sudah banyak yang kita lakukan ataupun sebaliknya.
- Larangan Allah dan rasul-nya
- Evaluasi waktu-waktu yang sudah kita habiskan selama ini dan memikirkan apa yang ingin kita persiapkan untuk waktu yang akan datang.
Dan terakhir, Perbanyak sholawat dan perbanyak istighfar, hendaklah menjaga mata kita dari hal-hal yang tidak berfaedah atau membuat lalai. Jaga Akhlak dengan sesama, karena Adab diatas ilmu. Jaga makanan dan minuman yang masuk ke perut kita. Jaga dzohir mandi kita. Semoga kita semua bisa mengamalkan apa-apa yang telah disampaikan. Wallahu a’lam bish-shawab.